REVIEW JURNAL
PENDIDIKAN ISLAM
Penulis : Darwis
Judul : Membangun Paradigma Madrasah
Unggulan
Jurnal : Dinamika Ilmu (Jurnal
Kependidikan)
Vol. : V No. 1 Juni 2005
Hal. 57-67
MEMBANGUN PARADIGMA MADRASAH UNGGULAN
(Tinjauan Reduksionisme Keberadaan Madrasah)
Darwis*
Abstract: while discussing
the issue of islamic education, it always refers to madrasah. However,
it is very unfortunate to see the feature of madrasah which generally is
considered to remain low either the quality of its management, output, and
teacher. This can be seen from the output of madrasah to compete to get
job. The madrasah graduation seems too difficult to enter formal
employment. There are some reasons that lead to that condition, including:
there is no maximise participation of society toward the existence of madrasah,
the school curriculum which is not adaptable to environment, and also the
islamic values is less to be taught to student in classroom. Meanwhile, in the
outside world, there is tremendous development on science and technology. In
order to develop an excellent/pre-eminent madrasah, it needs to
re-formulate madrasah, such as increasing people/society participation,
reform the curriculum to be more appropriate to the needs of muslim society,
lastly, the values that is thought in madrasah have to be sourced from
islamic teachings.
Kata Kunci: Madrasah, Reduksionisme, Sistem Pendidikan.
PENDAHULUAN
Dalam
rangka pengembangan ilmu dan pencapaian cita-cita suatu bangsa, maka institusi
yang memiliki peran penting adalah institusi pendidikan baik negeri maupun
swasta, umum atau yang berciri khas agama islam termasuk dalam hal ini
madrasah. Madrasah sebagai lembaga pendidikan islam, seharusnya memiliki misi
yang jelas bagaimana mempertahankan, mengembangkan, mengaktualisasikan ajaran
islam. Kaitannya dengan madrasah,menurut Fazlur Rahman bahwa diantara yang
menyebabkan kemunduran ilmu pengetahuan umat islam adalah karena kekeringan dan
jauhnya umat islam dari hakekat ilmu-ilmu keagamaan yang pada dasarnya memberi
peluang selebar-lebarnya terhadap fungsi akal dan rasio, munculnya larangan
ulama pada zaman pertengahan dalam mencari ilmu yang tidak langsungberhubungan
dengan amal dan pemahaman masyarakat islam terhadap hakekat ilmu yang dianggap
sesuatu yang dicari dan dibangun secara sistematis oleh akal pikiran manusia
sendiri.
Kegelisahan yang muncul ketika sekolah
islam gagal mencetak kader aktivis islam, mencerminkan konsep fungsi dan
kurikulum yang tidak jelas model pembelajarannya tidak mendorong anak didik dari keluarga bukan santri,
menjadi aktivis gerakan selama masa pendidikan. Pembelajarannya tidak beda dari
sekolah umumnya. Sejumlah bidang studi umum, berbeda dan saling bertentangan
dengan ilmu ke-islam-an. Penambahan jumlah jam bidang studi ke-islam-an
bukanlah jawaban cerdas.
Untuk menata kembali aspek-aspek
pembelajaran yang telah lama tidak dituangkan dalam pembelajaran, perlu
kiranyapemahaman dan kajian secara mendalam dan integral tahap demi tahap. “
Disamping itu, reformasi pendidikan harus meberikan peluang (room for
manoeuvre) bagi siapapun yang aktif dalam pendidkan untuk mengembangkan
langkah-langkah baru yang memungkinkan terjadinya peningkatan mutu pendidikan.”
Kelemahan yang terjadi dalm pembelajaran di madrasah selama ini adalah para
tenaga pendidk kurang mengembangkan intern thinking and learning experience
student. Seharusnya semakin banyak lembaga islam yang merdiri, maka semakin
banyak pula tokoh islam yang memperjuangkan nilai-nilai keislaman diberbagai
aspek kehidupan.
PARTISIPASI MASYARAKAT
Dalam
rangka menjadi lembaga pendidikan islam unggulan, maka madrasah dalam melakukan
seluruh kegiatannya tetap memberdayakan dan mengoptimalkan partisipasi
masyarakat. Keterbatsan masyarakat akan berakibat pada kurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap madrasah. Bentuk-bentuk kepercayaan yang dimaksut dapat
berupa partisipasi masyarakat dalam memobilisasi sumber-sumber dana yang
tersedia pada orang tua dan masyarakat, sementara dukungan pemerintah terhadap
lembaga pendidikan berkurang, apalagi madrasah yang pengelolaannya berda di
bawah departemen Agam, bukan di bawah pemerintah provinsi atau pemerintah
kabupaten dan kota.
Menurut
pendapat Don Adam yang dikutip oleh Suyata, beberapa aspek tentang mutu sekolah
(madrasah) dengan mengidentifikasi: “1) reputasi, 2) sumber-sumber dan masukan,
3) proses, 4) isi, 5) keluaran dan hasil, dan 6) nilai tambah (value added).”
Sekolah bermutu dan sekaligus berdampak dapat dilihat dari kemampuannya menghadirkan
perubahan di dalam diri siswa apakah itu pengetahuan, sikap, penampilannya atau
keseluruhannya.
PROSES BELAJAR MENGAJAR
Untuk
menciptakan suasana yang kondusif dan kompetitif, maka madrasah perlu melakukan
pembaruan mendasar seperti memperkenalkan penetapan sekolah-sekolah unggulan
atau kelas-kelas unggulan, disamping usaha-usaha pembenahan hal-hal terkait
mutu lainnya. Faktor-faktir kunci menciptakan sekolah bermutu adalah
mengembangkan wawasan madrasah yang bermutu adalah siswa, guru, kepala sekolah,
dan pengawas plus orang tua.
Selain
itu, pemberian kesempatan kepada pelaku pendidikan seperti: guru dan anak didik
untuk secara bersama-sama maupun pribadi mengembangkan kemempuan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi, sangat membantu percepatan pertumbuhan
karakteristik anak didik. Pembelajaran dari teachers center menjadi students
center kiranya menjadi pertimbangan untuk dilakukan. Sistem pembelajaran
dapat dibentuk dengan pembelajaran murid yang biasa menunggu, menerima dan
memperoleh materi pelajaran sebanyak-banyaknya menjadi aktif mencari dan
menguasai metodologi berpikir yang kuat dan konstruktif.
Kelemahan
sistem pendidikan madrasah pada dasarnya sama dengan kelemahan umum yang
disandang oleh sistem pendidikan di Indonesia, yakni: 1) mementingkan materi di
atas metodologi; 2) mementingkan memori di atas analisis dan dialog; 3)
memntingkan pikiran vertikal/linier di atas lateral; 4) mementingkan penguatan
pada “otak kiri” di atas “otak kanan”; 5) materi pelajaran agama yang diberikan
masih bersifat tradisional, belum menyentuh aspek rasional; 6) penekanan yang
berlebihan pada ilmu sebagai produk final, bukan pada proses metodologinya; dan
7) mementingkan orientasi “memiliki” di atas “menjadi”.
MANAJEMEN PENGELOLAAN MADRASAH
Manajemen
pengelolaan madrasah merupakan suatu kebutuhan penting yang harus ada. Mustahil
madrasah dapat dikembangkan dengan baik tanpa manajemen yang baik. Semua tugas
akan memiliki makna dan berfungsi, apabila memiliki peran dan dan tanggung
jawab yang pasti dapat dilakukan. Dengan tanggung jawab ini , secara bertahap
dapat dilakukan madrasah berwawasan keunggulan dengan visi dan misi
bermacam-macam, bergantung pada pemikiran dasar dan sistem nilai yang dianut
serta konsep-konsep lain yang dikaitkannya seperti pemerataan(equity),
efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Perbedaan ini akan membawa
konsekuensi kebijakan, perencanaan dan sistem alokasi sumber-sumber. Untuk
mengembangkan berbagai kebijakan tersebut, ada dua kubu melihat mutu berwawasan
keunggulan adalah “(1) elitisme dan (2) developmental. Paham pertama melihat
pentingnya faktor-faktor individual seperti kemampuan perseorangan dan
motivasi. Sementara yang kedua menekankan pentingnya perbaikan keseluruhan
dengan pendekatan perbaikan struktural. Untuk sekolah negeri, pilihan posisi
kedua, developmental dengan perbaikan struktural nampaknya lebih disarankan”.
Di dalam konteks nasional, sekolah paling tidak mengemban empat fungsi utama
yaitu menyatukan bangsa, membentuk warga negara yang baik, menyiapkan pemimpin
untuk segala bidang kehidupan, dan mengembangkan pribadi serta segera menyusul
menyiapkan warga dunia/global. Singkatnya, pendidikan, terutama lewat
persekolahan, menyiapkan peserta didik memasuki peranan mereka di masa
mendatang.
REPOSISI KURIKULUM
Madrasah
yang dibentuk tidak perlu dirubah sesuai dengan pergantian zaman dan
kepemimpinannya, akan tetapi batasan dan ruang lingkup materi ajar yang harus
mendapat perhatian secara serius, menjadi bahan pertimbangan untuk diajarkan
pada anak didik. Tentu saja agar madrasah tetap mampu mengambil fungsi majemuk
di tengah arah perubahan masyarakat. Selain itu perlu ada kebijakan-kebijakan
baru dalam menata ulang materi yang diajarkan, termasuk strategi baru dan
dukungan sarana yang memadai.
Untuk
dapat mengembangkan madrasah yang berkualitas perlu ditinjau ulang kurikulum
madrasah yang ada selama ini, apakah sudah dapat menjawab persoalan-persoalan
keagamaan masyarakat Indonesia dan global pada umumnya. Pergantian
kurikulum lama denagn kurikulum baru tidak dapat diterapkan secara cepat, hal
tersebut disebabkan penguasaan materi kurikulum bagi guru, penyediaan bahan
ajar yang akan dikuasai anak didik, sangat perlu dipertimbangkan secara matang.
Oleh karena itu penyesuaian penggunaan kkurikulum baru dan meninggalkan
kurikulum lama akan seringkali menimbulkan masalah. Oleh karena itu, “perlu
perangkat-perangkat dan visi baru untuk menyesuaikan diri dengan perangkat
kurikulum baru itu. Hal ini tentu saja merupakan keresahan mendalam bagi
madrasah-madrasah, terutama yang swasta.”
Pelaksanaan
suatu kurikulum menuju kepada keberhasilan lembaga ditunajng oleh hal-hal
sebagai berikut:
1. Tersedia tenaga pengajar
(guru) yang kompeten.
2. Tersedianya fasilitas fisik
atau fasilitas belajar yang memadai dan menyenangkan.
3. Tersedia fasilitas bantu
untuk proses belajar-mengajar.
4. Adanya tenaga penunjang
pendidikan seperti tenaga-tenaga administrasi, pembimbing, pustakawan, dan
laboran.
5. Tersedia dana yang memadai.
6. Manajemen yang efisien.
7. Terpelihara budaya yang
menunjang, seperti misalnya konsep wawasan wiyatamandala.
8. Kepemimpinan pendidikan.
Penggunaan kurikulum di kalangan
madrasah lama dan memiliki ciri khas tersendiri,
“...madrasah masih dapat konsisten
dengan titik tekan disiplin ilmunya. Walaupun dipandang dari sudut prestasi
mengalami penurunan, terutama dari segi positif sebagai lembaga yang dapat
memproduk ulama dan kiai (ahli agama). Gambaran di atas memperlihatkan bahwa
madrasah mampu menunjukkan daya adaptasi untuk menyerap unsur-unsur inovasi.
Lebih dari itu, madrasah memiliki daya tangkap terhadap persoalan-persoalan
yang dihadapi oleh masyarakat sekelilingnya.”
PENGEMBANGAN NILAI
Misi
utama keberadaan madrasah adalah untuk mempertahankan dan mengembangkan ajaran
islam. Oleh karena itu, lembaga madrasah yang melahirkan ciri khas tersebut
mengandung unsur-unsur:
1. Perwujudan nilai-nilai
keislaman di dalam keseluruhan kehidupan lembaga madrasah.
2. kehidupan moral yang
beraktualisasi.
3. manajemen yang profesional,
terbuka dan berperan aktif dalam masyarakat.
Nilai-nilai yang harus diperjuangkan
oleh seluruh elemen pendidikan adalah agar semua anak didik dapat diarahkan
menjadi dewasa, bertanggung jawab, memiliki kemandirian dalam bersikap dan
bertindak. Kemampuan ini dapat diberikan kepada siswa, guru, masyarakat,
apabila model madrasah memiliki tipe sekolah/madrasah yang tinggi dalam berbagai
aspek.
Tipe model sekolah
Tipe Sekolah
|
Syarat 1:
Pemilihan
Kepsek dan
Guru
|
Syarat 2:
Bentuk
Partisipasi
masyarakat
|
Syarat 3:
Lokasi/kemam-
puan daerah dan
orang tua
|
Syarat 4:
Kemampuan
Menghitung
dana
|
Syarat 5:
NEM
|
1. penuh
|
Dipilih
Karena
Memiliki
ketrampilan
|
Partisipasi
Masyarakat
Besar dan dana
|
Pendapatan
daerah tinggi
|
Dana tak ter-
Gantung pada
Pemerintah,
Tapi dari
masya-
Rakat
|
Tinggi
|
2. menengah
|
Dipilih karena
Memiliki
ketrampilan
|
Partisipasi
Masyarakat
Besar dan dana
|
Pendapatan
Daerah sedang
|
Tergantung pada
Dana
Pemerintah
|
Sedang
|
3. minimal
|
Dipilih karena
Memiliki
ketrampilan
|
Partisipasi
Masyarakat
kurang
|
Pendapatan
daerah
rendah
|
Sangat
Tergantung pada
Dana
pemerintah
|
rendah
|
Manusia
akan dapat menjalankan tugas kekhalifahannya secara baik jika dibekali dengan
ilmu pendidikan, tat cara belajar yang benar dan tanggung jawab. Ilmu dan
sistem balajar ini akan menjadi suatu pedoman dalam perjalanan hidup dan
penghambaannya kepada Allah.
KESIMPULAN
Setelah memperhatikan
berbagai argumentasi yang telah disebutkan terdahulu, dapat disimpulakan bahwa
untuk menjadikan madrasah unggulan perlu diperhatikan:
- partisipasi masyarakat dari segi apapun.
- proses belajar mengajar memperhatikan pengembangan nilai-nilai universal agama.
- manajemen pengelolaan madrasah memiliki tipe madrasah yang tinggi.
- kurikulum yang digunakan seharusnya memperhatikan kepentingan masyarakat, dengan tidak menghilangkan substansi ajaran islam.
- medrasah memiliki visi dan misi untuk mengembangkan nilai ajaran islam yang ditanamkan kepada diri anak didik.
JURNAL II
Penulis : M. Khojir
Judul : Peningkatan Kualitas
Madrasah
(Upaya Alternatif Meningkatkan Kualitas Madrasah
Dengan Pendekatan TQM)
Jurnal : Dinamika Ilmu (Jurnal
Kependidikan)
Vol. : VI No. 2 Desember 2006
Hal. 151-164
PENINGKATAN KUALITAS MADRASAH
(Upaya Alternatif Meningkatkan Kualitas
Madrasah Dengan Pendekatan TQM)
Oleh: Khojir*
Abstract: the quality of islamic
education at madrasah is still far from good. No wonder many still
consider madrasah as the second option for school. To deal with this,
madrasah’s stockholders need to consolidate resources and employ strategic
plans to improve its quality. This article proposes TQM (Total Quality
Management), a breakthrough in management science, as a viable approach.
Madrasah has to design the strategic plans pursuant to TQM, namely: sharpening
its vision, mission, and goals; objectively analyzing its stakeholders;
meticulously analyzing its SWOT; determining its quality standard;effectively
investing in human resources, and evaluating process. There for techniques
shall be applied by madrasah in designing quality development program: school
review; benchmarketing; quality assurance and quality control.
Kata Kunci: Kualitas, Madrasah, Total Quality Management.
PENDAHULUAN
Memasuki
Abad XXI atau milenium ketiga, dunia pendidikan dihadapkan pada berbagai
persoalan yang sangat rumit. Kalau kondisi semacan ini tidak segera diatasi dan
direspon dengan cepat tidak menutup kemungkinan dunia pendidikan akan
ketinggalan zaman. Tidak bisa terlepas dari persoalan tersebut adalah lemabaga
pendidikan yang menjadi binaan departemen yaitu “madrasah”. Departemen agama
harus menyadari bahwa banyak hal di lingkungannya yang perlu dibenahi dengan
segera, mulai merencanakan berbagai langkah strategis sampai pada peningkatan
kualitas. Upaya perbaikan disektor ini perlu diprioritaskan. Hal ini disebabkan
banyak masyarakat luas banyak menyoroti kenyataan bahwa lembaga-lembaga
pendidikan di bawah binaan Departemen Agama semakin ketinggalan kereta.
Masyarakat
Inodesia adalah masyarakat yang semakin kritis dan mampu menentukan pilihan
secara selektif. Meskipun tetap disesuaikan dengan kemampuan finansial: namun
mereka akan berusaha mencari sekolah yang berkualitas. Tidak heran sering kita
dengar beberapa sekolah swasta yang kurang berkualitas “gulung tikar” karena
minimnya anomi masyarakat memasukinya.
Harus
diakui, saat ini masyarakat menganggap madrasah sebagai pilihan kedua. Dalam
hal ini paling tidak ada beberapa alasan mengapa image masyarakat negatif
terhadap madrasah:
1. Alumni madrasah pada umunya
belum menunjukkan prestasi yang baik.
2. madrasah adalah lembaga
pendidikan yang masuk pada jalur pendidikan sekolah, yang berciri khas islam.
3. sekitar 85% madrasah dikelola
oleh masyarakat, tidak secara keseluruhan masyarakat dalam mengelola pendidikan
memenuhi standar minimal, bahkan bisa dikatakan masih sangat terbatas
masyarakat dalam mengelola pendidikan tersebut memenuhi standar pelayanan
minimal pendidikan.
Oleh karena itu madrasah harus bangkit untk
mengejar ketertinggalan.
KONSEP KUALITAS PENDIDIKAN
Kualitas
bukan hanya merupakan suatu inisiatif, melainkan suatu filosofi da metodologi
yang membantu lembaga untuk mengelola perubahan dan peningkatan secara
totalitas dan sistematik.
Untuk
menghindari kekaburan konsep kualitas, maka perlu dibahas terlebih dahulu
pengertian kualitas ditinjau dengan pendekatan TQM atau lebih akrab disebut
dengan manajemen terpadu. Kualitas dalam hal ini paling tidak harus memenuhi 2
aspek yaitu:
1. pengukuran berdasarkan
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. memenuhi kebutuhan dan
tuntutan pelanggan.
Standar yang dipakai dalam aspek yang
pertama adalah standar produksi dan pelayanan yaitu:
- Sesuai denagn spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
- Sesuai dengan tujuan pembuatan dan kegunaan.
- Tanpa kesalahan.
- Bebas dari kesalahan sejak awal.
Dalam aspek kedua yang dipakai adalah
standar pelanggan yaitu:
- Kepuasan pelanggan.
- Meningkatkan minat dan harapan pelanggan.
- Menyenangkan pelanggan.
Kualitas bukanlah merupakan titik
akhir, melainkan sebagai sarana agar barang dan jasa tersebut berda di atas
standar. Dalam dunia pendidikan dewasa ini dikenal dengan standar kompetensi
dasar atau kualifikasi akademik.
Program peningkatan kualitas madrasah
dapat melaksanakan dengan 4 tehnik yaitu:
- School review (audit secara menyeluruh)
- Quality control.
- Quality assurance.
- Benchmarking( patok pagu).
Di samping keempat tehnik di atas para
pengelola madrasah selayaknya mengetahui dan memahami secara mendalam perbedaan
atau ciri-ciri institusi yang berkualitas dengan institusi yang tidak
bekualitas.
PERENCANAAN STRATEGI MADRASAH
Pada
umumnya upaya pengembangan madrasah saat ini lebih bersifat parsial dan jangka
pendek. Sehingga kesan tambal sulam tak dapat dihinadari. Saat ini kebutuhan
akan dilakukan perencanaan strategis tampaknya sudah tiadak dapat ditawar-tawar
lagi. Proses perencanan strategis pendidikan (madrasah) dapat menempuh
langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama,
perumusan visi, misi dan tujuan pendidikan. Misi merupakan tindakan nyata dalam
mencapai visi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perumusan misi:
1) Harus mudah diingat.
2) Harus mudah dikomunikasikan.
3) Sifat dasar lembaga harus
jelas.
4) Harus ada komitmen dalam
peningkatan kualitas.
5) Harus berupa statmen mencapai
tujuan.
6) Harus berfokus pada
pelanggan.
7) Harus fleksibel.
Kedua, menganalisis kabutuhan pelanggan terutama calon
peserta didik. Hal-hal yang perlu dianalisis adalah:
1. siapa yang akan masuk ke
madrasah?
2. apa yang diharapkan oleh
peserta didik?
3. apa yang harus dilakukan oleh
madrasah dalam rangka memenuhi harapan peserta didiknya?
4. apa yang dibutuhkan peserta
didik terhadap madrasah?
5. metode apa yang dibutuhkan
untuk mengidentifikasikan kebutuhan peserta didik?
Ketiga, analisis obyektif madrasah. Dalam hal ini
pengelola madrasah harus menganalisis secara obyektif tentang kekuatan,
kelemahan peluang dan ancaman. Atau dengan bahasa lain harus melakukan analisis
SWOT. Dalam penggunaan analisis SWOT sebenarnya cukup rumit dan terdiri dari
berbagai model. Salah satu model analisis SWOT yang merupakan rangkuman dari
berbagai model, menghasilkan 4 issu strategis sebagai hasil kontak antara
faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal, keempat issu strategis itu
adalah:
- comperatif advantage (keunggulan komparatif).
- mobilization (mobilisasi).
- invesment/divesment.
- demage control (terjadi kontak antara kelemahan internal dengan ancaman eksternal)
Keempat, adanya konsep yang jelas tentang kualitas
Kalima, investasi sumber daya manusia. Pengelola harus
berinvestasi pada sumber daya madrasah dengan berbagai macam bentuk pelatihan
dan pengembangannya.
Keenam, evaluasi proses. Evaluasi bagi institusi
merupakan kata kunci dalam perencanaan strategis.
KESIMPULAN
Kualitas
adalah suatu yang sangat penting dalam kelangsungan madrasah. Banyak di antara
madrasah-madrasah yang gulung tikar karena tidak mendapatkan peserta didik.
Oleh karena itu madrasah harus menentukan standar kualitas dengan jelas. Memang
masalah peningkatan kualitas madrasah/pendidikan banyak variabel yang ikut
mempengaruhi, akan tetapi dengan pendekatan TQM adalah trobosan baru dalam
dunia pendidikan untuk menghadapi persaingan global.
OPINI PENULIS
Dari
kedua jurnal yang telah saya riview, keduanya sangat baik dalam mengatasi
permasalahan yang sedang terjadi sekarang. Dan kedua jurnal memaparkan bahwa
penyebab yang paling utama dari kemunduran lembaga-lembaga pendidikan islam
terutama madrasah yaitu sistem yang terdapat pada madrasah tersebut, ketidak
jelasan pada kurikulum yang dipakai, visi, misi, serta tujuan. Dengan demikian
pada masing-masing jurnal juga telah di berikan solusi bagi tiap-tiap masalah
yang sedang diahapi. Menurut saya upaya untuk memajukan atau meningkatkan
kualitas pada lembaga-lembaga pendidikan islam, alangkah baiknya semua solusi
dari kedu jurnal, seperti pembaharuan pada sistem, kurikulum, metode, tujuan,
visi, misi dan lain sebagainya, dikorelasikan. Dengan demikian akan tercipta
madrasah unggulan yang sangat dicari-cari masyarakat pada umumnya. Karena
terdapat kelebihan pada tiap-tiap solusi dari kedua jurnal tersebut. Misalnya,
pada jurnal I telah dituliskan bahwa dengan memperhatikan: pertama, partisipasi
masyarakat islam terbuka untuk mengembanngkan madrasah, baik dari segi dana,
tenaga, bantuan manajemen pendidikan, kerjasama antara lembaga keagamaan dengan
madrasah. Kedua, proses belajar mengajar memperhatikan pengembangan nilai-nilai
universal agama seperti: tanggung jawab, berakhlak mulia, mandiri,
berkepribadian. Ketiga, manajemen madrasah harus memilki tipe madrasah yang
tinggi dengan tolak ukurnya pada: kepala madrasah dan guru dipilih karena
meiliki ketrampilan, partisi masyarakat besar dan dana, dana tak tergantung pada pemerintah, tapi
dari masyarakat, NEM siswa setelah menempuh studi berpredikat tinggi. Keempat,
kurikulum yang dipergunakan di madrasah seharusnya memperhatikan kepentingan
masyarakat islam dengan tidak menghilangkan substansi ajaran islam. Kelima,
medrasah memiliki visi dan misi untuk pengembangan nilai ajaran islam yang suci
yang ditanamkan kepada diri anak didik. Maka akan tercipta madrasah unggulan,
kemudian pada jurnal ke-2 dituliskan: banyak hal yang mempengaruhi terciptanya
madrasah unggulan, akan tetapi dengan pendekatan TQM merupakan satu trobosan
baru dalam dunia pendidikan untuk mengahadapi persaingan global.
Denagn
demikian tampak jelas kelebihan masing-masing dan sangat baik apabila
solusi-solusi di atas dikorelasikan, karena pada jurnal pertama lebih cenderung
pada perbaikan atau pembaruan pada sistem, visi, misi, tujuan, kurikulum, dan
lain sebagainya. Sedangkan pada jurnal kedua lebih cenderung pada menciptakan
hal baru seperti pendekatan TQM, setelah semua seperti visi, misi, dan
lain-lainnya dibenahi.
sama-sama,, terimakasih atas kunjungannya
BalasHapussemoga bermanfaat
Saya dari UIB Universitas Ibrahimi Banyuwangi
BalasHapus