BAB 1
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perkembangan Sosial
Beberapa
teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan
berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang.
Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan
kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan
interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting.
Proses tersbut merupakan proses sosialisai yang mendudukkan anak-anak sebagai
insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi
Perkembangan
sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi; meleburkan diri menjadi satu
kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal manusia dilahirkan
belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi
dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan
pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Kebutuhan
berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, disaat
itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota
keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain,
seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Hubungan
sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan
yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi
kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat
kompleks.
Dapat
lebih jelas bahwa semakin bertambah usia anak maka semakin kompleks perkembangan
sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri
lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri,
mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan
kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.
B. Bentuk-Bentuk
Tingkah Laku Sosial
Setiap anak mempunyai proses-proses tersendiri dalam perkembangan
sosialnya. Perbedaan akan selalu ada pada masing-masing anak. Bagi calon
guru, calon orang tua, ataupun calon yang akan lebih dewasa. Proses
perkembangan sosial ini dapat dipelajari guna mendidik anak-anak kita. Dengan
mendidik lebih dini esok anak akan lebih mendapatkan kematangan sosial.
Proses perkembangan sosial ini yang akan menuju kematangan sosial pada anak
tersebut. Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan dalam
bentuk-bentuk interkasi sosial diantarannya:
1.
Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi
terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak
sesuai dengan kehendak anak. Tingkah laku ini mulai muncul pada usia 18 bulan
dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun dan mulai menurun pada usia empat
hingga enam tahun.
Sikap orang tua terhadap anak seyogyanya tidak memandang pertanda mereka anak yang nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami sebagai proses perkembangan anak dari sikap dependent menuju ke arah independent.
2. Agresi (Agression)
Sikap orang tua terhadap anak seyogyanya tidak memandang pertanda mereka anak yang nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami sebagai proses perkembangan anak dari sikap dependent menuju ke arah independent.
2. Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata
(verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi ( rasa
kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini
diwujudkan dengan menyerang seperti ; mencubut, menggigit, menendang, dan lain
sebagainya.
Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka egretifitas anak akan semakin memingkat.
3. Berselisih (Bertengkar)
Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka egretifitas anak akan semakin memingkat.
3. Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap
atau perilaku anak lain.
4. Menggoda (Teasing)
4. Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan
serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau
cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
5. Persaingan (Rivaly)
5. Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang
lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan prestice
dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin baik.
6. Kerja sama (Cooperation)
6. Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak pada
usia tiga tahun atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini
semakin berkembang dengan baik.
7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau
bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh,
mengencam, dan sebagainya.
8. Mementingkan diri sendiri (selffishness)
8. Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
9. Simpati (Sympaty)
9. Simpati (Sympaty)
Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian
terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.
C. Pengaruh
Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku
Dalam
perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain.
Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian
diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran
dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang
menyembunyikannya atau merahasiakannya.
Pikiran
anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap
kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan
abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan
peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semestinya menurut alam
pikirannya.
Disamping
itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa :
1. Cita-cita dan idealisme yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain daalm penilaiannya.
1. Cita-cita dan idealisme yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain daalm penilaiannya.
Melalui
banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat
orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah
sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.
D. Faktor-Faktor Perkembangan Sosial
Dari
pengaruh perkembangan psikologi social yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor perkembangan social diantaranya sebagai berikut :
1. keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek
perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak
ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain
banyak ditentukan oleh keluarga.
2. Kematangan
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan
psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima
nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping
itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.
3. Status Sosial Ekonomi
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga
dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang
telah ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat
pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan
warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang
akan datang.
5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan
belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh
sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi
akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan
ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial
anak.
BAB 3
KESIMPULAN
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki
kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh
dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang
dilingkungannya.Perkembangan sosial individu dimulai sejak anak usia 18 bulan.
Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang paling mempengaruhi
perkembangan sosial anak, semakin bagus tata cara keluarga, maka perkembangan
sosial anak juga semakin bagus.
Perkembangan sosial juga sangat mempengaruhi kepribadian anak, anak yang
mempunyai daya intelegensi yang tinggi, perkembangan sosial yang baik pada
umumnya memiliki kepribadian yang baik.
Referensi :
1. zulkifli, (2003) psikologi
perkembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
2. Dra. Wiji Hidayati, M.Ag dan
Sri Purnami, S.Psi, (2008) Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Teras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar